Keren! Saluran Irigasi Kumuh Disulap Jadi Objek Wisata

Warga Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta, punya ideĀ  kreatif menyulap saluran irigasi yang dulunya kumuh menjadi sebuah destinasi wisata baru. Saluran irigasi itu awalnya merupakan bagian dari aliran sungai yang kumuh, kotor, banyak sampah, dan punya bau menyengat. Saluran irigasi itu berfungsi untuk mengaliri lahan sawah di daerah Bantul.

Tapi kini saluran air yang kumuh itu kemudian berubah menjadi objek wisata. “Warga memberikan nama Bendung Lepen Mricanyouth Kali Gajah Wong,” ujar anggota Komunitas Bendung Lepen Mricanyouth, Andhy Noor Wijanarko, Minggu (9/2/2020). Warga membersihkan saluran irigasi di Bendung Lepen. Lokasinya, tepat berada di sisi selatan Kota Yogyakarta dan berbatasan dengan wilayah Bantul. Saluran irigasi ini terletak di pinggir Sungai Gajahwong. Berbeda dengan saluran air di daerah lain, saluran air di sana menjadi habitat banyak ikan dan tempat untuk bersantai.

Itulah sekilas gambaran Bendung Lepen Mricanyouth Kali Gajah Wong. Alternatif wisata perkotaan itu diinisiasi oleh Mrican Youth atau lebih tepatnya Komunitas Bendung Lepen yang merupakan pemuda-pemudi karangtaruna Kampung Mrican sejak awal 2019. “Pemuda-pemudi di sini punya ide untuk manfaatkan saluran air sungai. Hasilnya jadi kolam ikan dan taman bermain. Tiap sore anak-anak bermain di sini sambil momong terus kasih makan ikan,” ujar Andhy.

Andhy menceritakan awal mula muda-mudi di sana tergerak. Awalnya mereka melakukan perencanaan sejak 2015 silam. Namun baru bisa terlaksana sejak 10 Februari tahun 2019. Mereka melakukan pembersihan lumpur irigasi di Bendung tersebut secara bertahap dari 50 sampai dengan 70 meter. “Karena dulu kumuh dan kita makan dari irigasi itu, jadi kita punya ide untuk membersihkan, karena itu sudah tidak sehat, lumpur itu banyak minyaknya, teman-teman mulai membersihakan secara bertahap, sepanjang saluran irigasi 50 meter kemudian lanjut 70 meter lebih sekarang,” katanya.

Andhy berpikir, jika hanya membersihkan saluran irigasi tanpa mengembalikan ekosistem rasanya percuma. Oleh karenanya, masyarakat mulai menabur benih ikan di saluran irigasi tersebut. “Itu karena untuk memanfaatkan ekosistem yang ada, komunitas menyebar sebanyak sekitar satu kuintal benih ikan nila. Mulai dari ukuran 5-7 sentimenter disebar ke saluran irigasi, dan kalau panen bisa sampai empat kuintal seperti panen hari ini,” jelasnya. Dia menjelaskan, setiap harinya sebanyak 10 kilogram pakan ikan nila atau pellet disediakan untuk pengunjung yang akan member pakan. Pakan ikan itu dibanderol Rp 2.000 per cupnya. “Hal ini juga guna mengedukasi anak-anak atau generasi muda agar menjaga ekosistem yang ada dan tidak membuang sampah sembarangan di sungai,” katanya.”Banyak anak-anak yang antusias beli pakan untuk ngasih makan ikan, biasanya tiap sore orangtuanya itu sambil momong anaknya dengan hiburan melihat ikan,” lanjutnya.

Andhy sendiri belum melakukan kalkulasi jumlah wisatawan. Akan tetapi, dia menyebut Bendhung Lepen Taman Wisata Gajah Wong itu memiliki dampak pada perekonomian warga sekitar. Ada penambahan warung kelontong di sekitar taman wisata sehingga ekonomi masyarakat bisa bergerak. “Pertama tidak berpikir tentang penyerapan wisatawan, tapi dampak dari pembersihan saluran, mulai mengedukasi masyarakat tentang menjaga saluran kemudian lambat laun ada efek ekonomi masyarakat. Warung-warung juga mulai rutin berjualan setiap hari,” bebernya.

Dahulu kondisi Bendung Lepen itu banyak lumpur dari limbah saluran jalan yang hampir menutup saluran irigasi dengan tebal 50 sentimeter. Bahkan kian hari semakin kotor dan banyak sampah. Dampaknya juga dirasakan langsung warga. Terutama ketika musim hujan air meluap ke sekitar rumah warga dan menimbulkan bau menyengat. Akibatnya muncul berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan diare. Kemudian para pemuda itu menginisiasi untuk membuat jarring sampah. Saat ini pihaknya sudah memiliki empat jaring sampah. “Seperti semalam saja, sampah yang tersangkut di saringan kami bisa sampai empat tong besar sampah rumah tangga,” katanya. “Sebenarnya inti pertama taman bendung lepen cuma pembersihan sampah dari saluran irigasi tapi terus teman-teman punya pengembangan kreatifitas akhirnya jadi seperti itu. Ke depan kami akan tambah jaringnya menjadi lima,” tegasnya.

You May Also Like

About the Author: Syella