Momentum hari raya Galungan segera tiba. Di hari Umanis Galungan, atau sehari setelah Galungan, Kamis (20/2), warga Bali biasanya melakukan kunjungan keluarga atau pergi ke tempat wisata.
Nah, salah-satu tempat yang bisa menjadi tujuan adalah lokasi Penglukatan Pancoran Solas yang terletak di wisata Taman Mumbul, Banjar Brahmana, Sangeh, Kabupaten Badung.
Seperti namanya, tempat ini diperuntukkan sebagai tempat melukat (meruwat). Namanya Pancoran Solas karena dalam pemandian tempat melukat tersebut ada sebelas buah pancuran yang mengalir cukup deras dan jernih, lantaran berasal dari mata air alami.
“Terkadang, ada beberapa orang yang menderita penyakit tertentu yang tidak terdeteksi oleh medis, ketika melukat ke sini ada yang sembuh, mungkin itu dari kepercayaan mereka,”ujar Mangku Sujana, salah satu penjaga disana.
Sejumlah 11 buah pancuran dilengkapi dengan patung dewa-dewi di setiap pancuran sebagai simbol dari kekuatan Tuhan. Ada patung Dewata Nawasanga yang menjaga sembilan penjuru mata angin, mulai dari pancuran paling kiri yaitu simbol dari Dewa Siwa, Sambu, Sangkara, Rudra, Maheswara, Wisnu, Mahadewa, Brahma dan Iswara kemudian ditambah lagi dua pancuran yaitu pancuran sebagai simbol kekuatan Dewi Saraswati dan Dewi Gangga.
“Jika melukat dimulai dari kanan yaitu pancuran Dewi Gangga yang dipercaya sebagai penyeimbang energi, kemudian Dewi Saraswati sebagai sumber ilmu pengetahuan,” jelasnya. Keberadaan pancuran Dewi Saraswati di kawasan Penglukatan Pancoran Solas tersebut dipercaya bisa menuntun anda dalam memahami ilmu pengetahuan.
Mangku Sujana mengatakan keberadaan Penglukatan Pancoran solas sudah ada sejak lama, namun tempat ini dikembangkan menjadi wisata religi pada 2015. Jika pertama kali melukat di Pura Pancoran Solas, kata Mangku Sujana ada baiknya membawa banten pejati (sesaji-red).
Prosesi melukat, dimulai dari persembahyangan lalu melukat dengan cara mandi di pancuran dari arah Selatan ke Utara atau dari kanan ke kiri, mulai dari pancuran patung Dewi Gangga sampai pancuran patung Dewa Siwa. Setelah selesai melukat nunas tirta (air yang telah diberi doa-red) dari pemangku.
Ketika melukat, pengunjung diperkenankan memakai selendang dan kain. Jika tidak membawa, tersedia untuk disewakan dengan harga Rp 5.000 per orang. Selain tempat penglukatan, di sana juga terdapat Pura Tirta Taman Mumbul yang terlihat asri dengan kolam ikan yang terhampar luas. Rindangnya pohon beringin serta hijaunya kolam menjadi tempat bersantai yang sempurna. (kanalbali/KR14)