Kawasan Jangari menjadi salah satu destinasi wisata air unggulan di Cianjur. Sayangnya kawasan wisata yang juga keras jadi tujuan wisatawan asing, terutama dari negara Timur Tengah, kini mulai sepi pengunjung. Kawasan wisata yang menjadi bagian Waduk Cirata, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur itu sebenarnya terbentang dalam tiga wilayah yakni Cianjur, Purwakarta, dan Kabupaten Bandung Barat itu memiliki pesona tersendiri. Pemandangan waduk yang dikelilingi pegunungan itu akan memanjakan mata wisatawan. Pesonanya ini tak kalah dengan destinasi wisata lain di Cianjur. Traveler dapat menikmati pemandangan dengan menyewa perahu kecil yang tersedia di sana. Hanya dengan merogoh kocek Rp 30 ribu per orang, wisatawan akan diajak berkeliling ke tengah wisata air Jangari.
Tak hanya diajak menikmati pemandangan indah, wisatawan biasanya juga ditawarkan untuk singgah ke rumah makan terapung di tengah danau tersebut. Sensasi makan di tengah danau dengan pemandangan yang mempesona membuat makan ikan bakar dan lauk pelengkap lainnya terasa lebih nikmat. “Sebenarnya di sekitaran kawasan pintu masuk juga ada tempat makan, tapi kebanyakan wisatawan luar kota ataupun mancanegara yang datang makannya di rumah makan terapung di tengah Jangari. Namun tidak sedikit juga yang makan di pinggiran danau,” ujar Wakil Ketua Kompepar Jangari, Hendrawan kepada detikcom, Minggu (9/2/2020).
Untuk satu paket makan yang cukup untuk empat orang, wisatawan hanya perlu membayar kisaran Rp 100 ribu. Paket itu berisi nasi putih hangat, ikan bakar, sayur, dan sambel khas rumah makan di Jangari. Bahkan selain menikmati wisata air dan makan ikan bakar yang dibudidayakan langsung di Jangari, wisatawan kini juga bisa menikmati wahana ATV dan kebun kelinci di pulau yang berada di tengah kawasan Jangari. “Wahana itu belum lama buka, dan bakal menjadi daya tarik baru untuk wisatawan yang datang,” kata dia. Sayangnya, destinasi wisata yang berjarak lebih kurang 17 kilometer dari pusat kota Cianjur itu kini mulai sepi pengunjung. Di hari biasa, jumlah pengunjung hanya sekitar 80-100 orang dan di akhir pekan jumlah pengunjung kurang dari 200 orang. Padahal, biasanya jumlah pengunjung bisa mencapai lebih dari 500- 1.000 orang di akhir pekan dan sekitar 200 orang di hari biasa. Tidak hanya untuk wisatawan lokal dan luar kota, penurunan juga terjadi untuk kunjungan wisatawan asing, terutama asal Timur Tengah. Dari biasanya datang rombongan lebih dari 20 mobil sehari, kini hanya 5-10 mobil pernah harinya. Sayangnya, tempat ini kini sepi pengunjung karena kurangnya fasilitas penunjang.
“Ada penurunan baik wisatawan lokal hingga wisatawan asing. Tapi kalau turun Timur Tengah biasanya akan ramai setelah Idul Fitri, walaupun jumlahnya tidak akan banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata dia. Hendrawan mengungkapkan, minimnya fasilitas dan penataan di kawasan Wisata Air Jangari membuat tingkat kunjungan menurun setiap tahunnya. Meskipun tiket masuknya tergolong murah yaitu Rp 5 ribu per orang, wisatawan membutuhkan fasilitas dan wahana penunjang agar lebih tertarik untuk datang. “Kami harap ada penataan, supaya kunjungan wisatawan kembali meningkat,” pungkasnya.